Sibuk, ya mungkin. Laporan, gak perlu dibahas. Rapat, hmmm tau.Udah, bismillah deh.Insyaallah semua lancar dan dimudahkan kalo ikhlas.
Hmm.., tapi tak satupun yang tau kegiatan atau kesibukanku yang sebenarnya (terutama orang tua, pingin balik:( ). Kadang berfikir, apa yang mereka pikirkan tentang apa yang aku kerjakan di Jogja. Meski jarang bertanya, tapi aku tau mereka selalu ingin tau dan mencoba untuk mencari tau. Apalagi Ibuku. Orang yang paling jarang menelponku diantara keluarga yang lain, tapi sebenernya Ibuku yang paling kepo. Terasa jelas berbeda ketika aku masih di rumah dan setelah aku
di Jogja. Lebih ya tau lah. Aku lebih diberi kebebasan kalo di rumah. Kalo balik, mungkin aku lebih sering bermain dan menghabiskan waktu dengan teman atau ikut acara ini itu disana-sini (gak jauh beda kalo di Jogja).
Ini itu, kesana sini. Kadang merasa capek sih. Mungkin udah karakterku kali dari dulu menyibukkan diri dengan kegiatan semacam itu.Semenjak tahun itu, mereka lebih sering menghubungiku. Apalagi Ayahku, ya meski cuma ngomongin hal yang penting juga sih kadang.
Sore ini suasana terasa agak berbeda. Udara terasa sangat dingin, hp lupa belum beli pulsa (meski masih ada yang lain sih). Tiba-tiba suara pelan hp berbunyi. "Udah slese ujiannya" tertulis jelas dengan bahasa jawa. "iy, udah. Hari ini terakhir" Jawabku singkat. "Balik gak..? atau ada kegiatan di kampus.?". Singkat aku menjawab "emang kenapa..?" (padahal pingin banget balik, apalagi kalo ditanyain sendiri). "Gak papa, cuma (bla bla bla)" jawab Ayahku. Hmmm.. aku hanya memjawab sambil bergurau dengannya. Perasaan baru beberapa waktu lalu aku balik, tapi udah sering bgt ditelpon dan di sms akhir-akhir ini. Apakah mereka ngerasa..? Hmmm.. tau lah.
Beberapa hari yang lalu, mungkin ada seminggu yang lalu, aku memutuskan sesuatu. Hadiah terakhir dari orang yang sayang dan perhatian banget. Sebuah kalung emas yang sewakaktu SMA diberikan kepadaku. Jarang, jarang banget aku memakainya meskipun di dirumah sekalipun. Selalu tersimpan rapi dalam kotak di sudut ruang.
Sudah makan belum, mau makan apa..? mau beliin ini itu, apalah semuanya dikasih. Diantara yang lain bisa dibilang aku yang paling disayang meskipun aku ya paling bandel sih itungan. Hari Senin malam lalu aku menjenguk ibu seseorang kakak angkatan. Beliau terbaring di sudut ruang dengan slang yang terpasang ditubuhnya. Meski beda tapi itu sesuatu yang sama yang membuat sahabat dari SD harus meninggalkanku selamanya. Banyak hal yang membuat aku ingat dengannya. Semua cerita yang pernah kami rangkai bersama begitu berwarna. Dan hingga akhirnya, mungkin karena kesibukanku atau karena jarak, kami hampir tak pernah bertemu. Bahkan ketika Ia sedang berusaha keras bertahan aku tak bisa disampingnya. Ketika ia butuh pundak untuk bersandar, butuh telingan untuk mendengarkan, butuh pelukan untuk menguatkannya aku tak bisa dismapingnya. tak pernah aku lupa hari itu, ketika aku menangis karena mungkin aku tak bisa bersamanya lagi. Aku sadar waktu yang kita miliki tak lama, tapi aku tak bisa datang dihadapannya, tak bisa memeluknya sambil berkata "teteaplah berjuang".
Tak terlupakan tepat 9 hari sebelum ulang tahun yang ke-20 untuk selamanya aku tak bisa manatap wajahnya, tak bisa melihat senyumnya, tak bisa bercanda dengannya. Teringat percakapan yang pernah dibicarakan. Tentang sebuat petualangan, sebuah perjalanan panjang, sebuah pengalaman dengan alam bersama. Mendaki puncak Lawu pertama, menjelajahi pantai yang indah, dan bermain bersama di alam seperti ketika kecil selalu kami lakukan. Tapi, semuanya tak pernah ada yang terwujud. Lawu, pantai, berpetualang bersama. Tak satupun yang bisa kami lakukan bersama. Berkali-kali ke Lawu, puluhan kali ke pantai sampai tak bisa aku menghitungnya. Tapi tak ada yang bisa kami lakukan bersama.
Kadang sempat berfikir, mungkin dia ada tapi aku tak bisa bersama. Berbeda dalam ruang dan waktu.
Paling inget banget, ketika ayat demi ayat di ucapkan oleh puluhan orang. Diantara mereka kami selalu ada pada malam Minggu. Berbeda dengan malam Minggu orang-orang pada umumnya, kami menghabiskan malam Minggu bersama puluhan ibu-ibu dan anak-anak lain duduk di sebuah rumah dengan membaca firman-firman-Nya. Ketika hari besar islam aku menghabiskan malamku dengan mereka. Setiap sore bercerita bersama, bermain bersama, belajar bersama dengan anak-anak lain di masjid yang penuh dengan kenangan. Hmmmm... Betapa rindunya suasana seperti itu.Hal yang ingin selalu aku lakukan ketika kembali ke rumah
Kangen, pingin diantara mereka semua. diantara orang-orang yang menyayangiku.Tak ada tugas, rapat, laporan, dan dan hal-hal lain yang membuat kepalaku ingin cuti. Hanya ada tawa dan kegembiraan.
Hmmm.. Sudahlah.. kembali ke dunia nyataku sekarang. Aku ada sekarang, disini, dengan semua yang ada sekarang. Kembali dengan tulisan-tulisan itu. Nikmati Za. Mungkin suatu hari nanti kamu juga akan merindukan hal semacam ini. merindukan laporan, kesibukan, rapat, tugas, dan.. WAAAAAA... Aku lupa (atau sengaja lupa) belum ngerjain tugas ppt spesies. -_-"
Parah. deadline Za, liat jam.
Hahahaa... ini lah aku sekarang. Tetap harus senyum dan ketawa mau sesibuk apapun. Nikmati apa yang dikerjain, apa yang ada di depanku. Bismillah dan ikhlas, insyaallah lancar (meski ya deadline banget). Tapi aku percaya, selalu ada jalan yang disiapkan Allah SWT untuk memudahkanku. Mudahkanlah orang lain, insyaallah akan dimudahkan..
Amiin.
Be diligent for smart. ^_^ (Sebuah kalimat darimu yang selalu kan ku ingat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar