Hello.
Lama tak menyapa kalian lagi, para blogger.
Lama tak menulis hal yang demikian.
Lama tak merasakan hal yang demikian.
Lama, lama, dan lama.
Mungkin karena terlalu lama.
Terlalu lam atak mengingat perasaan yang demikian.
Hari ini. DONE
Usai. Ah aku tak tahu apakah benar-benar akan usai.
Semua terasa tertumpuk jadi satu membebani batinku.
Tak tahu apa yang salah, tapi aku merasakannya lagi. sempat berpikir semuanya akan menjadi lebih baik. tapi ya tak selama akan selalu baik.
Marah, marah rasanya. tapi tak tahu harus marah kemana.
Aku, aku ingin pergi lagi. aku ingin menghindar. tak ingin kembali lagi. siapapun... bawa aku pergi. sehari, dau hari, tiga hari, dan seterusnya aku tak tahu kapan aku harus kembali. ataukah aku tak akan kembali. Terlambat, terlambat jika ingin semuanya seperti dulu. gelas mereka bukan gelas kaca.
Ah... kenapa begitu bodohnya. Bertanya pada diri sendiri, tak tahu apa yang salah dari diri sendiri. Tak bisakah berpikir lebih dari itu. Ah. mungkin salahku juga tak memberi tahu. Tapi haruskah semuanya aku beri tahu. Kapan kamu paham????? Kapan..????? Kapan kau bisa mengerti. Semuanya tak seperti yang kamu pikirkan. TAk seperti spekulasi dangkalmu.
Aku, aku tak menuntut tinggi seperti yang kau bayangkan. Tak sadarkah kau? Haruskah aku juga mengatakannya padamu? Bisakah kau mengerti? Tak hanya bertanya hal yang sama setiap kali. Karena itu, itu menyesakkan. Bukan hanya tentangku, tapi pernahkah kau berpikir bahwa aku juga berpikir tentangmu?
Terimakasih. Terimakasih untuk semua waktunya. Terimakasih untuk semua. Aku kini mulai lelah. Lelah dengan semua pertanyaan sama mu. meski kau bilang telah paham dan tak bertanya lagi, akhirnya pertanyaan yang sama juga terlontarkan.
Mungkin salahku membuatmu terlalu lama manunggu. Tapi aku tak bisa, tak bisa memberimu apa yang kamu inginkan lagi. Semua yang terjadi harusnya cukup untuk meyakinkanmu, tapi sepertinya tidak.
Aku lelah, lelah dengan semua hal konyol ini. Aku lelah, karena aku terlalu jauh melangkah. AKu terlalu jauh melewati batasku. Maaf, perasaan semacam itu tak seharusnya membuatku melangkah terlalu jauh.
Sekarang semua terserah padamu. Bersabar untuk lebih baik atau tetap dengan pendirianmu. Ini semua sudah teralalu salah bagiku. Maaf kalau aku tak bisa seperti yang kau harapkan. Tapi aku tak mau salah melangkah. Mungkin suatu hari nanti kau akan mengerti. Ketika hatimu tak ditetutupi lagi oleh sifat kekanak-kanakan dan emosi yang buta itu.
Dan saat itu, aku tak ingin mendengar kata maaf terucap. Aku benci kata itu, aku benci, benci, sesuatu yang juga mewakili pengakuan ketidakmampuan.
Maaf, tapi aku lelah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar