Hati seseorang itu tak ada yang pernah tau. Tak seperti menyelami lautan yang kamu dapat mrngeksplore keindahannya, tak seperti berselancar di atas salju yang kamu dapat meluncur dengan mudahnya. Tak seperti sebuah buku yang kamu bisa membacanya dalam sekali duduk. Tapi, dalam buku pun kamu tak dapat dengan pasti mengetahui maksud dari tulisannya.
Hati seseorang itu unik. Dengan bayak ciri khas disetiap hati, dengan banyak rasa dalam sebuah hati, dengan
banyak ide, konsep, cerita, senang, dan rahasia dalam sebuah hati. Tak tahu apa yang aku pikirkan ketika membuat suatu karya, tapi aku tak ingin sesuatu mengganggu fokusku saat aku mulai menapakkan ujung pensilku di atas kertas putih yang masih bersih. Tak pernah bisa menolak, ketika sang pensil telah mulai digoreskan. Tak mau berhenti, sebelum semuanya usai. Tak perduli hingga jam berapa pun, tak peduli hingga mataku mulai terkantuk. Tapi semua hilang ketika aku tenggelam dalam hasrat berkaryaku. Tak peduli bagaimana hasilnya, tak peduli orang akan memuji atau mencaci.
Kalo hati yang telah bicara, semuanya tak lagi menjadi alasan. Hmmm.. Seperti menikmati hembusan angin. Tak perduli banyak suara yang hiruk pikuk di antaranya. Tapi, angin selalu yang paling bersuara keras dalam telingaku.
Subjektif, mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana seseorang menilai sebuah karya. Tapi, akankah semuanya subjektif..?
Tidak selalu karya yang indah itu dianggap indah oleh semua orang. Tapi karya yang benar-benar sebuah mahakarya adalah karya yang baik minoritas maupun mayoritas, orang yang menikmati karya itu akan bilang "Waawww.."
Tak perlu semua orang mengganggap sesuatu itu baik. Asal ada satu orang saja yang mengganggap itu baik, maka karya itu memang benar-benar baik.
Setiap orang memiliki selera masing-masing. Aku suka starwberry kamu suka durian, aku suka es kelapa kamu suka es teh, aku tak suka pedas kamu suka pedas, aku suka merah kamu suka hijau. Kepala orang itu tak bisa dijadikan satu. Dalam satu selera, dalam satu pemikiran, walau hanya seperti mesin fotocopy. Dua orang yang memiliki fisik yang sangat mirip dan sulit dibedakan bahkan bisa memiliki sifat yang saling berkebalikan.
Tapi, bagaimana seseorang bisa memanfaatkannya, bagaimana seseorang bisa mengambil setiap tempat kosong dalam segala situasi. Hahaha
Seperti melompat-lompat.
Sesuatu yang mungkin pernah aku anggap menjadi sesuatu yang terbaik ternyata tak selamanya menjadi yang terbaik. Bahkan kadang aku lupa mengapa aku menganggapnya menjadi sesuatu yang baik. Atau mungkin memang itu bukan yang terbaik..?
sesuatu yang terbaik itu tidak selalu datang disaat yang cepat, tapi dia pasti akan akan datang. Selalu datag disaat yang paling tepat. Rumput tetangga itu akan keliahatan jauh lebih hijau tapi tak selamanya akan menjadi yang paling hijau.
Tetap istiqomah, ya istiqomah. Angin yang berhembus tak akan selau berhembus dengan sama.
Taat tangan direntangkan, ketika berlari mengejar layang-layang, ketika melaju di atas motor, ketika berjalan menyusuri pesisir, dan ketika duduk di atas hamparan padang rumput. Semuanya berbeda.
Sesuatu yang terlihat bisa berbeda dengan apa yang sebenarnya. Keceriaan dan yang dipancarkan menyimpan banyak hal yang berbeda dan terpendam. Kata tidak dan diam bahkan punya banyak makna ketika mampu diungkapkan. Ini bukan akhir tapi mungkin ini awal, awal yang berdeba. Bahkan sangat berbeda. Tetap memandang ke depan tanpa melupakan yang dibelakang.
Aku mungkin tak akan melihatmu dan tak menghiraukanmu bila berjalan dibelakangku, aku mungkin tak akan mengikutimu ketika kau berjalan di depanku. Tapi, ketika akau berjalan di sampingku. Mungkin aku akan menggenggam tangamu dan berjalan beriringan melangkahkan kakiku. Satu hal yang mungkin aku dapat pelajaran hari ini adalah, mungkin kamu tak akan pernah mendapatkan kesempatan kedua untuk semua hal. Mungkin kau tak akan pernah punya waktu untuk dapat memperbaiki semua yang pernah terjadi. Mungkin semua cerita yang telah berlalu tak akan bisa terulang kembali. Ingat.. yang jauh itu masa lalu. Bagaimana mungkin kamu bisa kembali ke tempat yang jauh itu..? Tak mungkin. Itu tak akan mungkin. Masa lalu tak akan menjadi masa depan. Masa lalu akan tetap menjadi masa lalu. Dia sudah sangat jauh. Satu detik saja bahkan bisa lebih jauh daripada tempat yang berjarak 7 juta cahaya. Itu satu detik, apalagi satu menit, satu jam, apalagi 1 tahun yang telah berlalu?
menghitung mundur ketika waktu itu datang. Ketika semuanya terhenti di satu titik. Ketika tak ada lagi yang bisa dilakukan. Kapan tahu kapan, tapi itulah yang sebenarnya paling dekat dengan kita. Paling dekat, lebih dekat daripada darah yang mengalir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar